Jumat, 17 Februari 2017

Penyakit Bisul : Penyebab, Gejala, Cara Pencegahan dan Pengobatannya

Bisul adalah benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah. Benjolan ini muncul akibat infeksi bakteri yang memicu inflamasi pada folikel rambut, yaitu lubang tempat rambut tumbuh.

Bagian tubuh yang paling sering diserang bisul adalah wajah, leher, ketiak, bahu, bokong, serta paha. Ini terjadi karena bagian-bagian tersebut sering mengalami gesekan dan berkeringat. Bisul juga bisa tumbuh pada kelopak mata, kondisi inilah yang biasanya kita kenal dengan istilah bintitan.

Gejala-gejala Bisul

Gejala utama pada bisul adalah munculnya benjolan merah pada kulit. Pada tahap awal, ukuran bisul biasanya kecil dan kemudian disertai dengan:
  • Kulit di sekitar benjolan memerah, bengkak, dan terasa hangat jika disentuh. Ini mengindikasikan bahwa infeksi telah menyebar ke kulit sekelilingnya.
  • Benjolan bertambah besar dan berisi nanah.
  • Terbentuk titik putih di bagian puncak benjolan.
Kondisi ini jarang yang membutuhkan penanganan medis oleh dokter, karena bisul bisa sembuh dengan sendirinya. Meski demikian, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika mengalami bisul yang:
  • Menyebabkan demam.
  • Terus membesar (diameter di atas 5 cm) dan terasa sangat sakit.
  • Tumbuh lebih dari satu buah di lokasi yang sama. Jenis ini dikenal dengan bisul sabut atau karbunkel, dan kondisi ini tergolong infeksi yang lebih serius.
  • Tumbuh di dalam hidung, di wajah, atau tulang belakang.
  • Tidak kunjung sembuh selama lebih dari 14 hari.
  • Sering kambuh.
  • Memiliki masalah dengan sistem imun atau dalam pengobatan yang menganggu sistem imun dan muncul bisul.
Penyebab dan Komplikasi Bisul

Penyebab utama bisul adalah bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat ditemukan pada kulit dan di dalam hidung manusia tanpa memicu infeksi apa pun. Infeksi terjadi jika bakteri masuk hingga ke folikel melalui luka gores atau gigitan serangga.

Bakteri dari bisul atau karbunkel terkadang bisa menyebar ke bagian lain tubuh. Bila menyebar di lapisan kulit akan timbul selulitis, impetigo (luka melepuh), bahkan dapat menyebar ke tulang (osteomielitis). Penyebaran ini akan memicu terjadinya sepsis yang berpotensi menyebabkan infeksi pada organ-organ tubuh, misalnya jantung. Selain itu, bisul juga umumnya dapat meninggalkan bekas luka.

Faktor Risiko Bisul

Bisul bisa terjadi pada siapa saja dan ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
  • Kontak langsung dengan pengidap. Risiko penyakit menular ini akan meningkat jika Anda sering berhubungan langsung dengan pengidap, misalnya karena tinggal serumah.
  • Usia dan jenis kelamin. Bisul lebih sering menyerang remaja, terutama yang berjenis kelamin laki-laki.
  • Kebersihan yang tidak terjaga, pribadi maupun lingkungan.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, contohnya karena mengidap HIV, menjalani kemoterapi, atau mengidap diabetes.
  • Mengalami masalah kulit, misalnya sering berjerawat.
Pengobatan Bisul

Bisul umumnya bisa disembuhkan dengan langkah simpel di rumah dan jarang memerlukan penanganan medis oleh dokter. Beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk mempercepat penyembuhan adalah:
  • Mengompres bisul dengan air hangat. Lakukanlah setidaknya tiga kali sehari. Langkah ini akan mengurangi rasa sakit sekaligus mendorong nanah untuk berkumpul di puncak benjolan.
  • Bersihkan bisul yang pecah dengan kain kasa beserta alkohol dan sabun anti-bakteri. Jangan lupa untuk membubuhkan obat oles dan membungkus bisul yang pecah dengan kain kasa steril.
  • Gantilah perban sesering mungkin (dua hingga tiga kali sehari).
  • Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah mengobati bisul.
bisul

Pastikan Anda tidak memecahkan bisul dengan paksa. Proses ini bisa memperparah infeksi sekaligus menyebarkan bakteri sehingga berpotensi memicu komplikasi. Kita dianjurkan menunggu hingga bisul tersebut pecah sendiri.

Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda rasa sakit atau analgesik untuk mengurangi nyeri. Contohnya, paracetamol atau ibuprofen.

Untuk mengatasi bisul berukuran besar atau karbunkel, bantuan dokter umumnya dibutuhkan. Dokter biasanya akan membedah bisul guna mengeluarkan nanah. Obat antibiotik juga mungkin akan diresepkan bagi Anda untuk menangani bisul:
  • Dengan infeksi yang parah.
  • Yang kambuh.
  • Disertai demam.
  • Disertai komplikasi.
Durasi penggunaan antibiotik pun harus benar-benar sesuai dengan resep dokter meski bisul sudah sembuh. Ini dilakukan agar bakteri pemicu infeksi benar-benar musnah.


Sumber : www.alodokter.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar